Saturday, March 30, 2019

KEUNTUNGAN MENUTUP AURAT MENURUT QS AL AHZAB AYAT 59




 وبناتك ونساءالمؤْمنين يدْنين من جلابيبهن ّذلك أدنىأن يعْرفْن فلا يؤْذيْن وكان الله غفورا رحيما  (59)


      ​Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang-orang mu’min: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ketubuhnya. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang. (al-Ahzab (33): 59)










           Ayat 59 surat al-Ahzab (33), termasuk ayat-ayat Madaniyah, sebab seluruh ayat dari surat al-Ahzab adalah Madaniyah. (al-Qasimiy, 1978, XIII:221)



             Adapun sabab nuzul ayat tersebut, menurut riwayat Abi Salih ialah sebagai berikut: Ketika Rasulullah saw datang di Madinah, jika istri beliau dan para wanita muslimah keluar malam untuk suatu keperluan, sering diganggu oleh orang-orang laki-laki yang duduk dipinggir jalan. 


         Setelah dilaporkan kepada Rasulullah, maka turunlah ayat ini (al-Ahzab, (33):59). (at-Tabariy, tt, Tafsir at-Tabariy, XXII:34).


      Pada ayat sebelumnya, Allah menjelaskan bahwa orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat sebenarnya telah melakukan dosa besar dan sangat tercela, maka pada ayat berikutnya;



       Allah memerintahkan pada Nabi saw agar para isteri beliau dan para wanita muslimat menutup aurat dengan sebaik-baiknya, supaya mudah dibedakan antara orang yang terhormat dan orang yang tidak terhormat, untuk menjaga diri dari gangguan laki-laki jahat yang sering mengganggu di pinggir jalan.



       Pada permulaan masa Islam, di Madinah masih banyak orang jahat yang suka mengganggu wanita, sebab para wanita pada waktu itu masih selalu memakai pakaian harian sebagaimana pada masa jahiliyah, sehingga tidak dapat dibedakan antara orang terhormat dan orang yang tidak terhormat. 


         Kadang-kadang mereka menggangu wanita muslimah dengan alasan tidak dapat mengenalnya, dan menyangkanya sebagai wanita yang tidak terhormat, karena itulah wanita muslimah diperintahkan memakai mode pakaian yang berbeda dengan mode pakaian yang dipakai oleh wanita yang tidak terhormat. (al-Qasimiy, 1978, XIII:4908).






       Al-Qurtubiy dalam tafsirnya mengatakan, pakaian penutup aurat hendaklah terbuat dari bahan yang tidak tembus pandang, agar warna kulit tidak kelihatan, dan berbentuk longgar, agar bentuk badannya tidak tampak, kecuali apabila sedang bersama suaminya, sebab pakaian tembus pandang dan sempit, tidak memenuhi fungsinya sebagai penutup aurat, maka Rasulullah saw pernah bersabda:



        “Kadang-kadang wanita berpakaian di dunia, tetapi telanjang di akhirat.” (al-Qurtubiy, tt, al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, VI:5326).



       Sekalipun ayat tersebut disampaikan dalam bentuk khabariyah (berita), tetapi didalamnya terkandung makna perintah yang menunjukkan kepada wujub (kewajiban). 

        Menurut ilmu balaghah, bentuk khabariyah itu lebih baligh (tegas dan tepat) daripada bentuk insya’iyah amr (perintah), maka jelaslah bahwa menutup aurat merupakan kewajiban bagi kaum muslimin dan muslimat, bukan hanya keluarga Nabi saw, dan para wanita Madinah, sebab ayat tersebut berlaku umum, sekalipun diturunkan karena sebab khusus.



       Allah memerintahkan Nabi-Nya agar umat Islam semuanya mentaati peraturan adab dan sopan santun Islam, petunjuknya yang mulia dan peraturan-peraturannya yang bijaksana, untuk kebaikan bersama, baik untuk kehidupan perseorangan maupun kehidupan bermasyarakat. 



     Allah mewajibkan orang-orang muslimah untuk menutup auratnya agar kehormatannya terjaga dari pandangan yang menyakitkan, kata-kata yang menyengat, jiwa yang sakit dan niat jahat laki-laki yang tidak berakhlak, sebagaimana ditegaskan dalam surat an-Nur (24):31.





        Kewajiban menutup aurat bukanlah merupakan adat kebiasaan atau tradisi Arab sebagaimana dikatakan oleh sebagian orang. Islam mewajibkan menutup aurat adalah bertujuan untuk memotong niat jahat para syaitan, sehingga mereka tidak dapat menggoda hati para laki-laki dan para wanita. 


         Itulah yang dimaksudkan dengan firman-Nya: “Zalika azka lahum” (yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka). (an-Nur (24):30).


Sumber : Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah
Sumber artikel  : https://sekarmentariyayasan.wordpress.com/2017/07/08/surat-al-ahzab-ayat-59-tentang-menutup-aurat/

                                                                                        

No comments:

Post a Comment

GABUNG YUK DI ASRA HIJAB!!!

PRODUSEN KERUDUNG SYAR'I  MODEL TERBARU       asramall.com - Dari sekian banyak Produsen Kerudung Syar'i Model Terbaru di er...